Rabu, 30 Mei 2012

kapal selam


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Ilmu fisika dapat diterapkan dalam kehidupan untuk digunakan manusia. Ilmu fisika akan berguna bagi manusia apabila sudah diwujubkan dalam bentuk hasil teknologi. Beberapa konsep fisika dapat tergabung dalam satu bentuk peralatan sebagi hasil teknologi. Dalam arti ada peralatan yang hanya menggunakan satu konsep fisika dan ada yang lebih dari satu konsep fisika. Ilmu fisika akan mendasari perkembangan peralatan yang digunakan manusia. Penemuan-penemuan terbaru dalam bidang fisika akan memperbaiki teknologi yang sudah ada.
Banyak orang yang beranggapan bahwa Fisika hanya sekedar ilmu biasa yang hanya mempelajari ilmu alam tanpa ada penerapannya. Terutama masih banyak orang yang beranggapan bahwa Fisika hanya mempelajari rumus. Dan tak sedikit yang  tidak menyadari bahwa banyak peristiwa bahkan hal-hal yang sangat dekat dengan kita melibatkan ilmu Fisika. Bahkan Fisika merupakan ilmu dasar yang sangat dibutuhkan oleh cabang ilmu-ilmu lain. Mengapa Fisika sangat penting dalam kehidupan kita? Tentu karena banyak peristiwa dalam kehidupan kita yang melibatkan ilmu Fisika baik kita sadari maupun tan.pa kita sadari. Semakin kita memahami Fisika kita akan mengetahui bahwa Fisika mempunyai cakupan yang luas.
Aktifitas manusia dalam kehidupan tidak lepas dari gejala atau fenomena alam. Disadari maupun tidak disadari dalam aktifitas manusia selalu berhadapan dengan fenomena alam. Kebanyakan manusia dalam melakukan aktifitasnya tidak memperhatikan gejala alam yang terjadi. Manusia memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Salah satu dari ilmu fisika yang akan dibahas dalam makalah ini adalah “Kapal Selam”, yang menjadi pertanyaan kita adalah Bagaimana bisa kapal selam dapat diposisikan dalam keadaan terapung, melayang dan tenggelam di dalam air? Bagaimana cara kerja kapal selam itu sebenarnya? Hal-hal inilah yang akan dibahas dalam makalah kali ini.
Anda tentunya sering melihat kapal yang berlayar di laut, benda-benda yang terapung di permukaan air, atau batuan-batuan yang tenggelam di dasar sungai. Konsep terapung, melayang, atau tenggelamnya suatu benda di dalam fluida, kali pertama diteliti oleh Archimedes. Menurut Archimedes, benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam fluida, akan mengalami gaya ke atas. Besar gaya ke atas tersebut besarnya sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda. Secara matematis, Hukum Archimedes dituliskan sebagai berikut.
gaya ke atas
dengan:           FA = gaya ke atas (N),
ρf = massa jenis fluida (kg/m3),
Vf = volume fluida yang dipindahkan (m3), dan
g = percepatan gravitasi (m/s2).
Dapat dilihat bahwa besarnya gaya ke atas yang dialami benda di dalam fluida bergantung pada massa jenis fluida, volume fluida yang dipindahkan, dan percepatan gravitasi Bumi.
Hukum ini juga bukan suatu hukum fundamental karena dapat diturunkan dari hukum newton juga. Jika rapat massa fluida lebih kecil daripada rapat massa balok maka agar balok berada dalam keadaan seimbang,volume zat cair yang dipindahkan harus lebih kecil dari pada volume balok.Artinya tidak seluruhnya berada terendam dalam cairan dengan perkataan lain benda mengapung. Agar benda melayang maka volume zat cair yang dipindahkan harus sama dengan volume balok dan rapat massa cairan sama dengan rapat rapat massa benda. Jika rapat massa benda lebih besar daripada rapat massa fluida, maka benda akan mengalami gaya total ke bawah yang tidak sama dengan nol. Artinya benda akan jatuh tenggelam. Berdasarkan Hukum Archimedes, sebuah benda yang tercelup ke dalam zat cair akan mengalami dua gaya, yaitu gaya gravitasi atau gaya berat (W) dan gaya keatas (Fa) dari zat cair itu.
Dalam hal ini ada tiga peristiwa yang berkaitan dengan besarnya kedua gaya tersebut yaitu seperti berikut.
• Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tenggelam jika berat benda (w) lebih besar dari gaya ke atas (Fa) atau w > Fa. Volume bagian benda yang tenggelam bergantung dari rapat massa zat cair (_)
• Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan melayang jika berat benda (w)
sama dengan gaya ke atas (Fa) atu benda tersebut tersebut dalam keadaan setimbang w = Fa.
• Terapung
Sebuah benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan terapung jika berat benda (w) lebih kecil dari gaya ke atas (Fa) w > Fa.
Misal : Sepotong gabus ditahan pada dasar bejana berisi zat cair, setelah dilepas, gabus
tersebut akan naik ke permukaan zat cair (terapung) karena : FA > W

1.2       Rumusan Masalah
                        Yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
a.       Apa itu kapal selam dan jenis kapal selam?
b.      Bagaimana sejarah pembuatan kapal selam?
c.       Apa manfaat  kapal selam?
d.      Bagaimana cara kerja kapal selam?
1.3       Tujuan Makalah
                        Adapun Tujuan yang kami maksudkan dalam Makalah ini yaitu :
a.       Mengetahui apa itu kapal selam
b.      Mengetahui bagaimana sejarah kapal selam
c.       Mengetahui manfaat kapal selam
d.      Mengetahui cara kerja kapal selam

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kapal Selam
            Apa itu kapal selam? Kapal selam adalah kapal yang bergerak di bawah permukaan air, umumnya digunakan untuk tujuan dan kepentingan militer. Sebagian besar Angkatan Laut memiliki dan mengoperasikan kapal selam sekalipun jumlah dan populasinya masing-masing negara berbeda. Selain digunakan untuk kepentingan militer, kapal selam juga digunakan untuk ilmu pengetahuan laut dan air tawar dan untuk bertugas di kedalaman yang tidak sesuai untuk penyelam manusia.
            Jerman memiliki kapal selam yang populer dengan sebutan U-Boat yang merupakan ringkasan bagi Unterseeboot, mulai ditugaskan dalam Perang Dunia I sebagai sistem senjata yang mematikan bagi Angkatan Laut lawan terlebih-lebih pada Perang Dunia II. Sehingga terkenal dengan sebutan U-Class. Selain Jerman, negara yang populer menggunakan kapal selam sebagai kekuatan utama Angkatan Laut adalah Uni Soviet/Rusia.
Akibatnya, kapal selam mulai tenggelam. Katup akan ditutup jika kapal selam telah mencapai kedalaman yang diinginkan. Dalam keadaan tersebut, kapal selam dalam keadaan melayang. Jika katup udara pada rongga dibuka kembali, volume air dalam rongga akan bertambah sehingga kapal selam akan tenggelam.
Gambar : Kapal Selam
Jika kapal selam akan muncul ke permukaan dari keadaan tenggelam, air dalam rongga dipompa keluar sehingga rongga hanya terisi udara. Dengan demikian, kapal selam mengalami gaya apung sama dengan berat kapal selam. Akibatnya, kapal selam akan naik ke permukaan dan mengapung.
Di zaman sekarang ini kapal selam masih menjadi salah satu arsenal tempur yang masih ditakuti. Kemampuan kapal selam yang bisa menyerang secara diam – diam sehingga sulit terdeteksi lawan, kemudian menghilang dengan cepat. Berikut ini beberapa tipe kapal selam baik yang bertenaga diesel maupun nuklir. Urusan kapal selam memang dua negara ini, Amerika dan Rusia memang masih yang terbaik, karena mereka punya segalanya, baik teknologi maupun pendanaan.
Jenis-jenis kapal selam antara lain :
A. Berdasarkan Tenaga Penggerak (propulasi)
Kapal selam diesel elektrik adalah sistem penggerak kapal selam tertua yang masih digunakan sampai saat ini. Sistem propulsi ini begitu handal sehingga negara pemilik kapal selam nuklir pun masih merasa perlu memiliki kapal selam diesel elektrik. Dari 5 negara pemilik kapal selam nuklir hanya Amerika Serikat yang tidak menggunakan sistem propulsi ini. Dalam keadaan tertentu , kapal selam jenis ini lebih mematikan daripada kapal selam nuklir.
Munculnya Kapal Selam Nuklir sekitar enam bulan sebelum pecahnya PD II, pada Maret 1939 Dr George Pegram dari Columbia University, New York, mengusulkan kepada Angkatan Laut AS ( US Navy ) untuk mengembangkan pemakaian uranium sebagai sumber daya, termasuk untuk menggerakkan turbin kapal selam. Angkatan Laut tertarik dan memulai riset. Tetapi setelah pengboman Pearl Harbour dan AS terlibat dalam perang, semua material yang berkaitan dengan tenaga atom ditarik, dipusatkan untuk " Proyek Manhattan " guna pembuatan bom atom pertama ( Little Boy dan Fat Man )
B. Berdasarkan Fungsi

Kilo
Kapal selam buatan Rusia ini dibangun sekitar tahun 1980 dan banyak diekspor ke berbagai negara. Kapal selam berbobot 3000 ton jika menyelam ini di awaki oleh 60 orang kru. Kapal selam sepanjang 70 meter ini dilengkapi dengan dua generator diesel, motor elektrik dan baling-baling tunggal enam bilah. Kapal selam ini di persenjatai dengan enam tabung torpedo kaliber 21 inci dan mampu melaju 16 knots waktu menyelam, bila dipermukaan 12 knots.
Tipe 209
Kapal selam buatan Jerman ini berbobot selam 1440, bobot permukaan 1320, dengan panjang 61 meter. Dengan mesin empat generator diesel MTU, sebuah motor elektrik dan baling-baling tunggal. Kapal selam yang dilengkapi dengan peluncur torpedo 21 inci ini mampu melaju di kedalaman dengan kecepatan 22 knot.
Typhoon
Di era tahun delapan puluhan kapal selam rusia ini menjadi kapal selam terbesar didunia. Bagai mana tidak, kapal selam yang diawaki oleh 150 kru ini berukuran super besar dengan panjang 170 meter dan bobot selam 30.000 ton. Kapal selam ini mampu melaju 24 knots karena dilengkapi dengan dua unit reaktor dengan dua unit baling-baling. Dalam urusan persenjataan, kapal selam ini ditakuti karena dilengkapi dengan rudal balistik SS-N-20 Sturgeon yang mampu menghajar kota-kota penting di Amerika. Selain itu Kapal selam inijuga dilengkapi dengan delapan unit tabung torpedo.
Ohio
Untuk menandingi Rusia dalam bidang pertahanan, amerika pun menciptakan monster laut yang menakutkan juga. Kapal selam nuklir ini diawaki oleh 160 kru dan dilengkapi rudal balistik Trident yang sanggup menghantam kota-kota penting di Rusia. Kapal berbobot selam 18.750 ton, dan panjang 170 meter dilengkapi dengan sebuah reaktor S8G dengan baling-baling tunggal sehingga mampu melaju dengan kecepatan sekitar 20 knots. Selain dilengkapi dengan 24 pelontar vertikal rudal balistik kapal selam ini juga dipersenjatai dengan empat tabung torpedo.

2.2 Sejarah Kapal Selam
Meskipun di zaman sekarang sama-sama merupakan alat persenjataan yang menggetarkan, namun dibandingkan pesawat terbang atau tank misalnya, maka sejarah kapal selam ternyata sudah jauh lebih tua. Sejak abad pertengahan, para penemu atau investor di Eropa sudah mulai memikirkan bagaimana membuat kapal yang dapat menyelam dan timbul lagi dengan dayanya sendiri, baik untuk kepentingan peperangan maupun sekedar mengamati kehidupan di dalam laut.
http://www-tc.pbs.org/wgbh/nova/alicia/images/subm-01.jpgSeorang penemu dari Nuremberg di Jerman bernama Keyser tahun 1465 dilaporkan sudah merancang sebuah perahu yang dapat menyelam dalam air. Namun yang secara sadar merancang sebuah kapal yang menyelam untuk menghindari musuh adalah seorang inggris yang kreatif, William Bourne. Pada tahun 1578 dia membuat rencana kapal selam dengan cukup rinci. Dilengkapi dengan tangki-tangki (ballast) yang dapat di isi air dan di kosongkan lagi untuk mengapung.
Namun rancangan ini tidak mewujudkan secara nyata, melainkan hanya di tuangkan dalam buku Inventions of Devices. Padahal sistem tanki balas tersebulah yang di kemudian hari menjadi suatu kunci terpenting pada kapal selam.  Seorang investor Belanda bernama Cornelius Drebbel, 50 tahun kemudian memberanikan diri mewujudkan sebuah kapal selam yang berbentuk seperti dua perahu yang di susun yang di tutup dengan kulit agar kedap air. Lubang-lubang dayungannya juga dibuat sedemikian rupa sehingga tidak kemasukan air . Drebbel tidak menggunakan sistem balas, melainkan dengan pemberat biasa seperti besi agar perahunya menyelam.
http://estb.msn.com/i/D2/1A2027E8152DA7BE28DBE65C2D72F.jpgPada 1620 ia mendemokan kapal selam di sungai Themes di London, dan konon di situ ia dikabarkan telah memakai pipa dan katup untuk memasukkan udara bersih ke kabin dan mengeluarkan udara kotor. Sehingga ia merupakan perintis pemakaian schnorkel, alat kapal selam modern yang di temukan juga oleh orang Belanda tiga abad kemudian, Adapula orang Prancis, de Son yang membantu
membuat kapal selam untuk membantu Belanda dalam perang dengan inggris tahun 1652-54. Kapalnya di buat di Rotterdam, diperkuat dengan tombak-tombak besi di tabrakkan ke kapal musuh. De Son mengkalim kapalnya mampu mengaramkan 100 kapal musuh setiap harinya dan dapat mencapai kepulawan jajahan belanda di Indonesia hanya dalam enam pekan saja, Namun kenyataannya, kapal tersebut tidak mampu bergerak dan hanya menjadi tontonan saja.
Selang 30 tahun kemudian, seseorang pastor Italia Giovanni Alfonso Borelli  pada 1680 juga merancang kapal selam yang di gerakkan dengan dayung dan memakai kantung-kantung pengapung dari kulit kambing . Pastor itu merancang kapal karena sebagai ilmuan ia ingin mengamati kehidupan dalam laut dengan kapalnya. Namun rancangan itu tetap tinggal di atas kertas, dan baru mewujud ketika orang inggris,
Nethaniel Symons mengkopinya tahun 1747 dan menguji perahunya di S. Themes. Laporan pada masa itu menyebutkan kapal ini mampu bertahan di dalam air selama 45 menit.
Seorang pembuat kapal Inggris lainnya bernama kapalnya Day pada 1773 berhasil menyelamkan kapalnya sedalam 30 kaki. Ia memakai pemberat batu yang dapat di lepas dari dalam kapal. Setahun kemudian ia mencoba lagi di perairan yang lebih dalam, Day bersama awaknya menyelamkan kapal mereka pada kedalaman 132 kaki tanpa memperhitungkan bahaya tekanan air yang makin dalam. Kapal beserta awaknya tidak muncul kepermukaan, dan usaha untuk menolong mereka gagal karena cuaca lalu memburuk. Di duga kapal selam Day tergencet tekanan air, dan ini merupakan kecelakaan fatal pertama kapal selam dalam sejarahnya.
Dalam perjalanan sejarahnya yang sudah cukup panjang tadi, penggunaan kapal selam dengan tujuan militer untuk menenggelamkan kapal musuh, pertama kali di uji coba pada 1776 oleh seorang pejuang kemerdekaan Amerika, David Bushnel. Lawannya adalah AL Kerjaan Inggris yang paling kuat di dunia. Tatkala Revolusi Amerika dimulai pada tahun itu, Inggris pun dengan kekuatan lautnya memblokade Amerika. Untuk menebus dan melawan blokade itulah Bushnell membuat kapal selam yang dinamainya Turtle.
Kapal selam kecil ini direncanakan untuk menyerang musuh dengan mendekatinya dari dalam air, lalu melekatkan peledak pada tubuh kapal lawan. Dengan memicu pemicu  ledak setelah 30 menit bom itu dilekatkan, diharapkan kapal selam kecil itu sudah menghindar cukup jauh apabila musuh mengejarnya. Pada bulan Agustus 1776, kapal selam yang diawaki Sersan Ezra Lee tersebut di tugaskan untuk menyerang kapal perang Inggris HMS Eagle yang di lengkapi dengan 64  pucuk meriam, yang merupakan kapal bendera Laksamana Earl Howe. Kapal Perang ini bertugas memblokade New York.

Namun Ezra merupakan orang perama dalam sejarah yang menyerang musuh dengan kapal selam, tidak begitu beruntung. Karena orang inggris keburu mengetahui dan mengejarnya dengan sekoci. Ezra pun melepaskan peledaknya dan bom itu meletus di depan para pengejarnya sehingga Ezra berhasil Lolos.
Dua kali percobaan menyerang dengan kapal selam dilakukan lagi, tetapi gagal semua. Pada perang Inggris lawan Amerika tahun 1812-13, Bushnell mencoba menyerang lagi dengan dengan Turtle yang telah di tingkatkan. Sasaran kali ini frigat inggris HMS Ramillies yang berada di perairan Connecticut. Awak kapal selam ini berhasil merapat di bawah kapal inggris itu dan berusaha melubangi lunasnya untuk menempatkan peledak.

2.3 Cara Kerja Kapal Selam
a. Proses Penyelaman dan Muncul ke Permukaan
1. Proses buoyancy force untuk timbul dan tenggelam dalam air
Sebuah kapal selam atau sebuah kapal laut bisa mengapung karena berat air yang dipindahkannya sama dengan berat kapal itu sendiri. Pemindahan air ini menciptakan sebuah gaya ke atas yang disebut gaya apung atau buoyancy force dan bekerja berlawanan dengan gaya gravitasi, yang akan menarik kapal ke bawah. Tidak seperti kapal biasa, sebuah kapal selam bisa mengatur gaya apungnya, sehingga bisa membuatnya tenggelam dan muncul ke permukaan sesuai keperluan. Untuk mengatur gaya apungnya, kapal selam memiliki tangki-tangki pemberat dan tangki-tangki pelengkap atau penyeimbang yang bisa diisi dengan air maupun dengan udara. Ketika kapal selam berada di permukaan, tangki-tangki pemberat tersebut terisi dengan udara sehingga massa jenis keseluruhan kapal selam menjadi lebih kecil dari pada massa jenis air di sekelilingnya. Ketika kapal menyelam, tangki-tangki pemberat dipenuhi dengan air, sedangkan udara yang ada di dalam tangki pemberat tersebut dilepaskan keluar dari kapal selam sampai massa jenis keseluruhannya menjadi lebih besar daripada massa jenis air di sekitarnya sehingga kapal selam mulai tenggelam (gaya apung negatif). Persediaan udara bertekanan dipertahankan di dalam kapal selam melalui tabung-tabung udara sebagai penopang hidup.
2. Hydroplane untuk mengontrol penyelaman
Sebagai tambahan, kapal selam mempunyai perangkat-perangkat yang bisa bergerak berbentuk sayap-sayap pendek yang disebut hydroplane di bagian buritan untuk membantu mengatur arah penyelaman. Hydroplane akan diarahkan sedemikian rupa sehingga air akan bergerak melewati buritan dan mendorong buritan ke atas sehingga kapal selam dapat mengarah ke bawah. Untuk menjaga kapal selam pada suatu tingkat kedalaman, kapal selam menjaga keseimbangan antara udara dan air di dalam tanki penyeimbang sehingga massa jenis keseluruhannya sama besar dengan massa jenis air di sekelilingnya (gaya apung netral).
Ketika kapal selam mencapai kedalaman jelajahnya, hydroplane akan diluruskan sehingga kapal selam bisa berjalan lurus melewati air. Air juga didorong di antara tanki penyeimbang haluan dan buritan untuk menjaga keseimbangan Ketika kapal selam muncul ke permukaan, udara bertekanan mengalir dari tabung-tabung udara ke tangki-tangki pemberat dan air di dalamnya didorong keluar dari kapal selam sampai massa jenis keseluruhannya lebih kecil dari massa jenis air di sekelilingnya (daya apung positif) dan kapal selam pun muncul. Hydroplane diarahkan sedemikian rupa sehingga air akan bergerak ke atas buritan, dan mendorong buritan ke bawah, akibatnya kapal selam akan mengarah ke atas. Dalam situasi darurat, tangki pemberat bisa diisi dengan cepat dengan udara bertekanan tinggi untuk membawa kapal selam tersebut naik ke permukaan dengan sangat cepat.
3. Secondary Propulsion motor untuk berputar
Kapal selam bisa dikemudikan di dalam air dengan menggunakan kemudi ekor untuk berbelok ke kanan atau ke kiri dan dengan hydroplane untuk mengatur arah depan-belakang kapal. Sebagai tambahan, beberapa kapal selam dilengkapi dengan sebuah motor penggerak cadangan yang dapat dikeluar-masukkan sehingga bisa berputar 360 derajat.
b. Penanganan Penopang Hidup dalam Kapal Selam
Ada tiga masalah penting yang berkaitan dengan penopang hidup di lingkungan kapal selam yang tertutup yaitu: menjaga kualitas udara, menjaga suplai air bersih dan menjaga suhu.
1. Menjaga kualitas udara dalam kapal selam
Ada tiga hal yang harus terjadi untuk menjaga udara di dalam sebuah kapal selam agar tetap bisa dihirup :
·         Oksigen harus diisi ulang bila oksigen dikonsumsi. Jika kadar oksigen di udara terlalu rendah, seseorang akan merasa sesak.
·         Karbondioksida harus dihilangkan dari udara. Jika kadar karbondioksida naik, akan terjadi keracunan.
·         Embun dari udara yang kita hembuskan harus dihilangkan.
Oksigen disediakan dari tangki bertekanan, generator oksigen (yang bisa membentuk oksigen dari air yang dielektrolisis) atau semacam “tabung oksigen” yang mengeluarkan oksigen dengan sebuah reaksi kimia yang sangat panas. Oksigen bisa dikeluarkan secara terus-menerus oleh sebuah sistem terkomputerisasi yang mengontrol kadar oksigen di udara, atau bisa juga dikeluarkan dalam beberapa waktu secara periodik dalam sehari.
2. Menjaga kesinambungan suplai air bersih dalam kapal selam
Kebanyakan kapal selam mempunyai suatu perangkat penyulingan yang bisa menarik air laut dan menghasilkan air bersih. Instalasi penyulingan tersebut memanaskan air laut menjadi uap air yang akan menghilangkan garam, kemudian mendinginkan uap air tersebut ke dalam sebuah tangki penampungan air bersih. Instalasi penyulingan dalam beberapa kapal selam bisa menghasilkan 10.000-40.000 galon (38.000-150.000 liter) air bersih setiap hari. Air ini digunakan terutama untuk mendinginkan peralatan elektronik (seperti komputer dan peralatan navigasi), serta untuk menopang hidup para awak (misalnya, untuk minum, memasak, dan kebersihan diri).
3. Menjaga temperatur udara dalam kapal selam
Suhu lautan yang mengelilingi kapal selam biasanya sekitar 39° F atau 4° C. Logam dari kapal selam menghantarkan panas dari dalam kapal ke air di sekelilingnya. Oleh sebab itu, kapal selam harus dipanaskan secara elektrik untuk menjaga suhu yang nyaman bagi para awak. Tenaga listrik untuk pemanas datang dari reaktor nuklir, mesin diesel, atau baterai (untuk darurat).


c. Sistem Navigasi Kapal Selam
Cahaya tidak bisa menembus lebih jauh kedalam lautan, akibatnya kapal selam harus dikemudikan melewati air dengan pandangan buta. Oleh sebab itu, kapal-kapal selam dilengkapi dengan bagian navigasi dan perlengkapan navigasi yang canggih. Perlengkapan navigasi tersebut adalah :
1. Global Positioning System (GPS)
Ketika di permukaan, sebuah Sistem Pemetaan Global (GPS) yang canggih dengan akurat menentukan letak garis lintang dan garis bujur, tapi sistem ini tidak bisa bekerja ketika kapal selam sedang menyelam dalam air. GPS adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Dengan sistem navigasi GPS, kapal tidak akan tersesat. Setelah memasukkan data tujuan, GPS akan menampakkan di layar posisi, arah tujuan, kapan harus berbelok, dan bagaimana sampai di tujuan. GPS juga dapat menampilkan peta pada saat tidak dijalankan.
2. Inertial Guidance
Di bawah air, kapal selam menggunakan sistem pemandu inersial (listrik, mekanik) yang menjaga jalur pergerakan kapal dari sebuah titik awal yang ditetapkan dengan menggunakan gyroscope. Sistem pemandu inersial ini tetap akurat hingga 150 jam waktu operasi dan harus kembali disetel kembali dengan sistem navigasi lain yang harus diakses di permukaan (GPS, radio, radar, satelit). Dengan adanya sistem ini, maka kapal selam bisa ternavigasi dengan akurat dan tetap berada dalam radius seratus kaki dari tujuannya.
3. SONAR System
Untuk mengetahui letak suatu target, sebuah kapal selam menggunakan SONAR (Sound Navigation and Ranging) baik secara aktif maupun pasif. Sonar merupakan sistem yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Cara kerja perlengkapan sonar adalah dengan cara mengirim gelombang suara bawah permukaan dan kemudian menunggu untuk gelombang pantulan (echo). Sistem sonar bisa juga digunakan untuk menyempurnakan kembali sistem navigasi inersia dengan mengidentifikasi fitur-fitur dasar lautan.



d. Proses Penyelamatan dalam Kapal Selam
Ketika sebuah kapal selam tenggelam akibat berbenturan dengan sesuatu (seperti dengan kapal lain, dinding jurang atau ranjau) atau akibat sebuah ledakan di dalam kapal, para awak akan mengirimkan panggilan darurat atau meluncurkan pelampung yang akan mengirimkan tanda bahaya dari lokasi kapal selam.
3.4 Manfaat Kapal Selam

a.      Untuk kepentingan militer

Kapal selam yang dibuat sejak zaman dahulu pada dasarnya dibuat untuk kepentingan militer suatu negara. Tak heran kapal-kapal selam yang dibuat sampai saat ini pun banyak dilengkapi dengan persenjataan modern. Kapal selam banyak digunakan untuk militer karena dapat dengan bebas menjelajah wilayah musuh tanpa bisa terdeteksi karena dilengkapi dengan anti detektor. Selain itu, kapal selam juga dapat digunakan untuk patroli wilayah suatu negara.
b. Untuk kepentingan nonmiliter
Selain untuk kepentingan militer, kapal selam dapat juga digunakan untuk kepentingan nonmiliter seperti untuk penelitian alam bawah laut. Tidak hanya di dunia militer, ternyata Indonesia juga merupakan sebagian kecil bangsa di dunia yang telah melaksanakan penelitian dasar laut dan laut dalam (deep sea) dengan menggunakan kapal selam riset Jepang, Shinkai 6500. Enam ilmuwan Indonesia dan mitranya ilmuwan Jepang menyelam pada kedalaman lebih dari 2.000 meter di Palung Jawa pada Oktober 2002. Kapal selam juga dapat digunakan untuk keperluan wisata, seperti yang ada di Bali. Kapal yang diberi nama Odissey ini digunakan untuk melihat-lihat pemandangan alam bawah laut di Pulau Bali

BAB III
PENUTUP
Kapal selam telah digunakan untuk kepentingan peperangan sejak dahulu kala. Awal mula pembuatannya pun adalah untuk kepentingan perang atau militer. Sampai saat ini kapal selam militer paling banyak diproduksi dibandingkan dengan kapal selam nonmiliter.
Berdasarkan jenis mesin yang digunakan, kapal selam terbagi dua yaitu kapal selam menggunakan mesin diesel dan kapal selam nuklir. Kapal selam nuklir biasanya lebih banyak digunakan untuk kepentingan militer, karena bisa membawa reaktor nuklir ataupun senjata nuklir di dalamnya. Terlepas dari fungsinya untuk kepentingan militer, kapal selam juga dapat digunakan untuk kepentingan penelitian alam bawah laut dan untuk kepentingan pariwisata.









1 komentar: